Minggu, 21 Desember 2014, merupakan tanggal bersejarah bagi
perjalanan hidupku. Karena ditanggal inilah Aku melamar secara resmi kekasih
hatiku yang telah menjalani hubungan hampir dua tahun lamanya. Satu tahap telah
terlewati untuk dapat bersatu dengan adindaku tersayang.
Persiapan
untuk melamar calon istriku tidaklah terlalu lama. Aku dan Dia baru membeli
cincin lamaran saja akhir November dan persiapan lainnya baru dimulai sekitar
satu minggu sebelum hari H. Untuk cincin lamaran, Aku membelinya di satu pasar
didaerah Jakarta Timur. Kami sepakat untuk cincin lamaran untuk Dia, kami
membeli jadi tanpa memesan membuat cincin khusus. Untuk memilih cincin yang
tepat Aku dan Dia cukup lama selain model yang tidak terlalu banyak dan bila
ada model yang cocok namun ukuran cincinnya tidak cukup dengan jari manis
tangan kiri kekasihku. Akhirnya di toko keempat menemukan cincin yang cocok
dengan apa yang dimau oleh Dia.
Ketika
memasuki bulan Desember, Aku harus stase ke Tangerang selama satu bulan. Jadi
Aku koordinasi melalui telepon dengan Mamaku apa saja yang perlu dipersiapkan.
Makanan untuk seserahan Mamaku mulai memesan lima hari sebelum hari H.
Sedangkan untuk tas yang ingin Aku berikan ke Dia, baru dibeli H-2 karena
menunggu Adikku pulang dari Palembang. Untuk membungkus rapi semua makanan dan
barang yang akan dikasih ke adindaku juga baru malam hari, satu hari sebelum
hari H. Terima kasih yang tak terhingga untuk Mama, Adikku dan Bapak sudah
banyak sekali membantu untuk kelancaran acara lamaran Aku.
Hari H,
saudara dari pihak Bapak dan Mama mulai datang, total 22 orang yang akan
mengiringiku untuk melamar Dia. Jam 9.30 mulai berangkat dari rumah menuju ke
rumah calon istriku, karena tidak terlalu jauh dan tidak macet juga jam 9.50
sudah masuk ke komplek perumahannya. Sampai dirumah Dia, rombongan Aku disambut
dengan hangat oleh keluarga dan teman-teman orang tua adindaku. Acara lamaran
yang langsung tidak sampai dua jam itu berjalan lancar dan penuh kekeluargaan.
Selama acara, Aku banyak menundukkan wajah karena tiba-tiba perasaanku campur
aduk tidak menentu. Perasaan senang dapat melamar wanita yang InsyaAlloh
menjadi pendamping disisa hidupku, namun ada perasaan tidak percaya saat ini
ada wanita yang nanti menjadi ibu dari anak-anakku yang siap Aku lamar.
Adindaku pun terlihat lebih cantik dan anggun bak bidadari yang memang sengaja
turun dari kahyangan untuk Aku lamar, makin membuatku gugup di acara tersebut.
Jujur, Aku tidak berani menatap wajahnya langsung. Aku hanya curi-curi pandang
saja, Aku merasa sikapku seperti pertama kali Aku bertemu dengan Dia.
Alhamdulillah,
semua rencana dan harapan untuk acara lamaran dapat berlangsung dengan baik dan
tidak kurang satu apapun. Saat ini Aku dan Dia mulai mempersiapkan untuk
rencana yang lebih besar lagi, yaitu pernikahan Kami. Aku dan Dia sudah mulai
mencicil persiapan untuk acara pernikahan kami yang akan terselenggara tepat
tiga bulan mendatang. Semoga semua apa yang telah Kami rencanakan dan
persiapkan untuk acara besar Kami dapat berjalan lancar sesuai apa yang
direncanakan dan memberikan kebahagian tidak hanya untuk Kami berdua namun
semua orang yang Kami sayangi.. Aamiin yaa Rabb.
I love you Adindaku terkasih
Terima kasih bersedia dan siap menjalani sisa hidup di dunia
fana ini bersamaku
Semoga Kita dapat mengarungi maghligai rumah tangga yang
selalui di Ridhoi oleh Alloh Swt
Semoga bahtera rumah tangga yang akan Kita bangun dapat
memberikan pelajaran hidup tentang kebahagian, kesedihan, amarah, saling
memiliki, kasih sayang, kesedian mengalah, saling pengertian, dan cara
membesarkan anak-anak Kita dengan baik
Semoga semua yang Kita citakan dapat tercapai semua.. Aamiin
yaa Rabb..
NV-TP