Tuesday, August 24, 2010

Jaga Pertama

Akhirny pada hari minggu kemarin, tanggal 22 Agustus, ku mendapatkan kesempatan jaga di sebuah klinik. Kesempatan ini, ku dapat dari temanku, Tyty. Dia sebenarny mendapat jatah jaga 3 hari, tapi kemudian kasih ku satu hari untuk menggantikan dia.
Oia, klo jaga klinik itu selama 24 jam. Dimulai dari jam 8 pagi dan selesai jam 8 pagi hari berikutny.
Karena ini adalah jaga ku untuk pertama kaliny dan ku juga belum tahu benar lokasi klinikny. Maka ku berangkat 1 jam lebih awal dari rumah. Klinik tempat ku jaga ada di wilayah Depok. Sampai di daerah Depok hanya membutuhkan waktu kurang dari setengah jam dari rumahku. Nah, masalah mulai timbul ketika harus menuju klinikny, karena alamat yang diberikan Tyty kurang akurat ku sampai bertanya ke 3 orang tukang becak, bagaimana arah untuk menuju klinik itu. Akhirny Jam 8 kurang 15 menit ku sampai di klinik. Ternyata yang orang yang akan ku gantikan jaga adalah Dery, temen kuliahku juga. Dia ternyata gantikan Tyty juga. Setelah ngobrol sebentar, Dery akhirny pulang. Tinggallah ku jaga dengan ditemani oleh mas Khairul. Ku kemudian melihat obat-obatan apa saja yang tersedia. Ternyata banyak obat yang sudah habis. Antibiotik saja, tinggal kloramfenikol, cotrimoksazol, metronidazol dan satu strip erytromicin. Wah, ku bingung banget mau kasih obat apa nanti.
Akhirny sekitar jam 11, pasien pertama ku datang. Anak laki-laki berusia 14 tahun dengan keluhan baruk berdahak, pilek dan sedikit demam. Pemeriksaan fisik tidak ditemukan hal yang abnormal. Jadi dapat disimpulkan hanya common cold biasa. Ku kemudian kasih antibiotik erytromicin, obat batuk ambroksol agar dahak mudah dikeluarkan, paracetamol untuk menurunkan demamny, serta vitamin C untuk meningkatkan ketahanan tubuhny. Karena ini merupakan jaga pertama dan pasien pertamaku, ku merasa cara komunikasi dan hubungan dokter pasien kurang begitu bagus. Ku lupa memberikan edukasi tentang cara minum obat dan edukasi untuk mengurangi gejala sakitny. Yah, semoga ini pelajaran pertamaku agar lebih baik lagi kemudianny.
Karena tidak ada pasien lagi ku cuma tidur-tiduran di kamar dokter sambil baca novel yang ku bawa. Ku pun membuat catatan yang berisi hitung-hitungan dosis obat, klo saja ku sampai harus memberikan resep puyer.
Haaaaa...bosan. Sampai jam 1 siang masih tidak ada pasien. Jadi kerjaanku hanya di kamar dan tidur siang...hehehehe...
Sekitar jam 3 sore ku bangun dari tidur siang, ku tanya ke mas Khairul adakah pasien??, ternyata tidak ada.
Kemudian ketika jam 4 sore, pasien keduaku pun datang. Seorang bapak, berusia 53 tahun dengan keluhan batuk tidak berdahak dan tenggorokan gatal. Ku berikan obat OBH, dan vitamin C. Kemudian, si bapak bilang klo obat batukny biasa ditambahkan obat lain di dalamny. Ku lihat status pasien itu, ternyata di obat batukny suka ditambahkan loratadin/ codein/salbutamol. Ku bingunng mau ku tambah apa untuk pasien ini. Lagian dosisny pun ku ga tahu. Ya sudah ku tambahkan salbutamol, tapi setelah ku pikir-pikir buat pa ku tambah salbutamol, orang ga ada sesak nafas. Langsung ku bilang sama mas Khairul buat diganti dengan cetirizin 3 tablet digerus dan dimasukkan ke dalam OBH. Pasienku yang kedua ini sepertiny kurang percaya dengan bagaimana ku menangani sakitny. Yah, ku hanya berusaha semaksimal mungkin untuk terlihat profesional.
Tak lama berselang, ku diminta ke rumah seorang warga sekitar untuk memastikan apakah sudah meninggal atau belum. Ketika sampai dirumah warga itu, ku langsung ke kamar sang mayit. Ternyata seorang nenek berusia sekitar 80 tahun. Ku kemudian memeriksa denyut nadi karotis dan refleks pupil. Semua hasil pemeriksaan negatif, sehingga dapat dsimpulkan sang nenek telah meninggal dunia. Selain itu, ku juga diminta mencabut kateter yang dipasang. Selesai, ku kembali lagi ke klinik.
Sampai di klinik sudah ada pasien ketigaku. Anak usia 5 tahun datang dengan keluhan diare 2x berlendir darah tidak ada. Dari pemeriksaan ku tidak menemukan tanda-tanda dehidrasi. Lalu ku berikan obat puyer yang berisi molagit 3 tab dan metronidazol 3 tab. Lalu obat untuk dibeli diluar karena ga ada, yaitu oralit dan lacto b.
Setelah pasien pulang, klinik kembali sepi. Ketika melihat jam ternyata sudah hampir Maghrib, siap untuk buka puasa. Ketika adzan, mas Khairul memberiku teh manis hangat dan gorengan. Setelah agak kenyang dengan ta'jil, ku sholat Maghrib. Selesai sholat disusul dengan makan. Ku buka hanya dengan sayur asem dan ikan sarden, lumayanlah....
Ketika malam, tak seorang pasien pun datang. Padahal ketika Tyty jaga hari Jumat ada 10 pasien, Dery ada 5 pasien, Ku sampai jam 8 baru 3 pasien. Benar-benar mengenaskan...
Ketika jam 9 ku ke kamar untuk tidur, karena dah benar-benar ngantuk. Sengajaku nyalakan alarm hp ku jam stengah 1 dan jam stengah 4. Ketika jam stengah 1, alarm hp berbunyi. Ku lihat tidak ada tanda-tanda ada pasien. Ku baru bisa tidur lagi stengah 2 pagi. Jam stengah 4, alarm hpku kembali menyala. Tapi tetap tidak ada tanda-tanda pasien ada yang datang. Ku kemudian keluar kamar jam 4 untuk sahur. Ternyata mas Khairul lagi makan sahur, melihatku mas Khairul kemudian memasakkan ku mie rebus. Untuk pertama kaliny ku sahur dibulan puasa tahun ini dengan mie rebus. menyedihkan, tapi apa boleh buat....
Selesai sahur, ku kembali masuk kamar, ku tidur lagi dan bangun sekitar jam 6. Ketika jam stengah 7, ku coba keluar kamar, ternyata mas Khairul masih tidur. Ku kembali ke kamar lagi deh...
Jam stengah 8 ku keluar kamar lagi, dan ms Khairul dah bangun. Ku kemudian bilang klo mau pulang. Mas Khairul kemudian memberikan uang jagaku yang ternyata cuma 110ribu saja...beuh...dikit banget...
Yah, tapi ku coba untuk bersyukur. Lagian slama jaga ku juga tidur aja.
Tapi sbenarny masih ada rasa rugi dalam diriku, koq cuma dikasih segitu...
Yah, apa boleh buat. Emang klinikny sepi banget..
Si masny nawarin jaga lagi sih tapi sepertiny ku ga akan bakalan mau jaga disitu lagi... buang-buang waktu aja...

Ya, segitu dulu ya...

dewa-dewa~

No comments:

Post a Comment