Monday, April 19, 2010

Demam Tifoid

Patogenesis:
S. typhi masuk ke mannusia melalui makanan yang terkontaminasi. Ketika di lambung sebagian bakteri mati dan sebagian lagi lolos ke usus dan berkembang biak disana. Bila imunitas humoral mukosa usus(IgA) kurang baik, bakteri akan menembus sel epital(sel M) ke lamina propria. Di dalam lamina propria bakteri berkembang biak dan difagosit oleh makrofag. Di dalam makrofag bakteri tetap hidup dan berkembang biak. Kemudian bersama makrofag bakteri ke plaque peyer di ileum distal kemudian ke KGB mesenterika lalu ke duktus torasikus dan masuk ke sirkulasi darah. Kemudian bakteri ke organ RE, terutama hati dan limpa. Di organ ini bakteri keluar dari makrofag dan berkembang biak di sinusoid lalu ke sirkulasi darah lagi. Di hati, bakteri masuk ke kandung empedu, berkembang biak dan bersama cairan empedu masuk ke lumen usus. Sebagian dieluarkan melalui feses dan sebagian ke sirkulasi darah setelah menembus usus.



Pemeriksaan:

- kultur darah: dilakukan pada 7-10 hari pertama demam, diharapkan hasil positif

- kultur feses: dilakukan setelah minggu ke dua, diharapkan hasil positif

- tes widal: dilakukan 2x pengambilan sampel dengan selang waktu 10 hari, diharapkan ada kenaikan titer >4x



penatalaksanaan:

non-farmakologi: - tirah baring

- diet dan terapi penunjang

Farmakologi:

- kloramfenikol

- tiamfenikol

- kotrimoksazol

- ceftriakson



pengobatan demam tifoid pada ibu hamil:

1. Penggunaan kloramfenikol pada ibu hamil sebenarnya masih dapat digunakan dengan beberapa catatan:

- jangan digunakan pada trimester ke 3 karena dikuatirkan bayi lahir prematur dengan sindrom grey (abdomen kembung dan berwarna keabu-abuan, hipotermi dan mungkin meninggal)

- terhadap ibu penggunaan bentuk suntikan kloramfenikol mnjelang partus dapat menyebabkan fatty liver, bahkan kematian ibu

2. penggunaan tiamfenikol dianggap aman dan tidak menimbulkan depresi sumsum tulang, namun dianjurkan tidak digunakan pada trimester pertama

3. kotrimoksazol tidak dianjurkan diberikan pada ibu hamil karena menunjukan toksisitas berupa kerusakan akibat tingginya kadar bilirubin pada bayi yang baru lahir yang diberi obat tersebut menjelang kelahiran. Oabt ini juga bersifat teratogenik

4. ampisilin dan amoksilin tergolong antibiotik ayng paling aman untuk kehamilan. Selain itu dapat diberikan per oral dan parenteral.

No comments:

Post a Comment