Monday, April 26, 2010

Salah Tetes!!!

Sebenarny ku mau menulis masalah ini hari jumat lalu, tapi lupa hingga hari ini.
Cerita berawal di hari jumat tanggal 23/4/2010. Ketika ku sedang kuliah di IKK, seorang teman mengganggu ku dengan terus menelpon Hpku. Tapi karena pada waktu itu sedang kuliah Prof.Firman maka terpaksa tidak ku angkat. Sempat sms ke teman itu yang untuk sms ku aja klo emang mo ngomong. Tapi dia menolak, dan berniat menunggu hingga selesai kuliah. skip...skip...
Kuliah pun selesai, dan ku temui dia diluar kelas. Sebagai informasi, teman ku ini sebenarny tidak masuk kuliah. Lalu, ketika bertemu dia ngomong klo tadi pagi diteleponn oleh bu Kus -perawat di puskesmas pisangan timur- klo ada masalah di puskemas pagi ini. Selidik punya selidik, ternyata temanku itu ketika hari rabu lalu salah kasih obat ke pasien. Pasien sebenarnya datang ke puskesmas karena sakit mata, lalu setelah diberi resep pasien mengambil obat di apotik. Nah, pada hari rabu itu teman ku salah kasih obat tetes mata, dia kasih obat tetes telinga ke pasien tersebut. Akibatnya, pasien hari jumat datang lagi mata yang merah berair dan bengkak bersama suaminy. ketika, itu suaminy ribut meminta pertanggung jawaban dari temanku dan sempat ngomong ingin menuntut. Untuk informasi, suaminy adalah seorang provost. Pusing donk pastiny, nah kemudian kepala puskesmas, dr. Tati, melalui bu Kus menyuruh saya dan teman ku  untuk datang ke  puskesmas jam setangah 2. Tapi karena ada kuliah yang tidak bisa ditinggal, kami baru bisa ke puskesmas jam 3. Sampai sana, hanya dr.Tati sudah menungggu dan beberapa karyawan. Langsung kami diceramahi dan diberi tahu duduk permasalahanny, serta mau langsung menyelesaikan masalah dengan suami pasien. Tapi karena suami pasien ada panggilan tugas, maka ku tidak ketemu. skip... skip..
Rencanany, akan diadakan pertemuan lagi hari senin dengan suami pasien.
Selama 2 hari, perasaan ku sejujurny biasa aja. Tapi sepertiny temanku itu depresi banget, dia takut baget klo sampai benar2 dituntut.
Senin pun tiba, ku rencanakan untuk datang jam 7 pagi, dengan maksud mungkin bisa menyusun strategi untuk menyelesaikan masalah itu. Tapiiii, ternyata tidak ada yang datang jam 7, temanku malah datang jam setengah 9.  waduh..waduh..
Pagi hari, aktivitas seperti biasa, ku dapat jatah stase di balai ppengobatan..
Ketika jam 11, kepala puskesmas mengumpulkan kami semua. lalu mulai ceramah lagi. skip.. skip..
Intinya, tenyata hari sabtu dan minggu, dr.Tati dan bu Kus mendatangi rumah pasien itu. Lobi dan lobi, akhirny pasien dan suami pasien hanya meminta surat persetujuan bermaterai yang isiny bila ada efek samping yang berat pada mata pasien kami mau bertanggung jawab. Akhirny, kami hanya bikin satu lembar surat persetujuan dan menyerahkan ke pihak puskesmas.
Haaahh... untungny masalah itu tidak berkembang sampai tuntun menuntut.

Kejadian ini akan menjadi pelajaran ku yang sangat berharga..
Beruntung kami saat ini masih dalam proses pengajaran, gimana klo dah jadi dokter betulan dan terlibat ke dalam kasus seperti itu..
Maka, ku hanya seorang diri yang akan menghadapi masalah itu tanpa bantuan siapa pun..
Semoga kasus ini, menjadi kasus pertama dan terakhir dalam kehidupan dokter ku...
Amiiinnn.... 

No comments:

Post a Comment