Monday, April 19, 2010

DIARE

Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair, kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml/24jam. Definisi lain, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari. Sedangkan dikatakan diare kronik bila berlangsung lebih dari 30 hari. Frekuensi kejadian diare pada negara berkembang, termasuk Indonesia lebih banyak 2-3 kali dibandingkan negara maju .

Patofisiologi:

Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih mekanisme, yaitu:

1. diare osmotik: meningkatnya tekanan osmotik intralumen dari usus halus yang disebabkan oleh obat/ zat hipeosmotik, malabsorbsi umum dan defek dalam absorbsi mukosa usus misal pada defisiensi disakaridase, malabsorbsi glukosa/galaktosa

2. diare sekretorik: meningkatnya air dan elektrolit dari usus dan menurunnya absorbsi. Keadaan yang khas yaitu secara klinis ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini tetap terjadi meski puasa.

3. malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak: terjadi akibat gangguan pembentukan micelle empedu dan penyakit saluran bilier dan hati.

4. defek sistem pertukaran anion/transpor elektrolit aktif di enterosit: adanya hambatan mekanisme transpor aktif Na K ATPasedi enterosit dan absorbsi Na dan air yang abnormal.

5. motilitas dan waktu transit usus abnormal: hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus sehingga menyebabkan absorbsi yang abnormal di usus halus. Penyebab gangguan motilitas: DM, hipertiroid

6. gangguan permeabilitas usus: disebabkan kelainan morfologi membran epitel spesifik pada usus halus

7. diare inflamatorik: adanya kerusakan mukosa usus karena proses inflamasi, sehingga terjadi produksi mukus yang berlebihandan eksudasi air dan lektrolit ke dalam lumen, gangguan absorbsi air-elektrolit

8. diare infeksi: infeksi oleh bakteri merupakan penyebab diare tersering. Dari sudut kelainan usus diare oleh bakteri dibagi atas:

a. non-invasif: diare terjadi akibat toksin yang disekresikan oleh bakteri, yang disebut diare toksigenik dan tidak merusak mukosa usus. Contohnya V.cholerae, bakteri ini mengeluarkan toksin yang terikat pada mukosa usus halus . Enterotoksin ini meningkatkan siklik AMP dalam sel yang menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen yang diikuti oleh air, ion bikarbonat, kation natriu dan kalium.

b. invasif: diare yang disebabkan rusaknya mukosa usus berupa nekrosis dan ulserasi. Sifat diarenya skretorik eksudatif. Cairan diare dapat tercampur lendir dan darah. Contoh: Shigella, EIEC, C.perfringens. Penyebab parasit tersering adalah E.hitolitika dan G.lamblia.

Diagnosis:

Anamesis: ditanyakan riwayat makan. Bagaimana BABnya, jumlah, konsistensi ada darah atau lendir. Ada demam. Ada nyeri abdomen,dll.

Pemeriksaan fisik: di nilai tanda vitalnya, untuk mengetahui adakah kemungkinan dehidrasi. Pemeriksaan abdomen

Pemeriksaan penunjang: DPL, kadar elektrolit serum, ureum dan kreatinin. Pemeriksaan tinja.

Penatalaksanaan:

Rehidrasi: merupakan prioritas utama pengobatan. Hal yang perlu diperhatikan:

1. jenis cairan: pada diare akut ringan dapat diberikan oralit. Dapat pula diberikan ringer laktat.

2. jumlah cairan: jumlah yang diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang dikeluarkan. Kebutuhan cairan tubuh dapat dihitung dengan berbagai cara.

a. metode pierce:

- dehidrasi ringan, kebutuhan cairan= 5%xBB

- dehidrasi sedang, kebutuhan cairan= 8%xBB

- dehidrasi berat, kebutuhan cairan= 10%xBB

b. metode Daldiyono, berdasarkan skor klinis:

- rasa haus/muntah = 1

- TD sistolik 60-90 mmHg = 1

- TD sistolik <60 mmHg = 2

- Frek. Nadi >120/menit = 1

- Kesadaran apatis = 1

- Kesadaran somnolen, sopor atau koma = 2

- Frek. Napas >30/menit = 1

- Fasies kolerika = 2

- Vox kolerika = 2

- Tugor kulit menurun = 1

- Washer woman’s hand = 1

- Ekstremitas dingin = 1

- Sianosis = 2

- Umur 50-60 thn = -1

- Umur >60 thn = -2

Kebutuhan cairan= skor/15 x 10% x BBkg x 1liter

3. jalan masuk atau cara pemberian cairan: secara oral atau intra vena

4. jadwal pemberian cairan:

a. dua jam pertama: jumlah total kebutuhan cairan diberiakan langsung dalam 2 jam ini agar tercapai rehidrasi optimal secepat mungkin.

b. Satu jam berikutnya, pemberian berdasarkan kehilangan cairan selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial sebelumnya

c. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja dan IWL

Diet: pasien dianjurkan minum minuman sari buah, teh, serta makanan yang mudah dicerna seperti pisang sup, bubur

Obat yang diberikan bersifat simtomatik, yang berguna untuk mengurangi gejala seperti obat antimotilitas: loperamid. Pemberian obat anti mikroba biasanya pada diare infeksi yang invasif. Karena diare akibat virus atau bakteri non invasif biasanya self limited disease.

No comments:

Post a Comment