Wednesday, May 26, 2010

Phenylketonuria

Phenylketonuria (PKU) adalah salah satu kelainan pada metabolisme (inborn error metabolism) karena gangguan genetik autosomal resesif yang dikenali dengan kurang atau tidak adanya enzim phenylalanine hidroksilase (PAH).

Istilah inborn error metabolism sendiri pertama kali dicetuskan oleh Sir Archibald Garrod pada tahun 1908 di hadapan Royal College of Physicians of London, untuk mengelompokkan beberapa penyakit yang disebabkan oleh adanya mutasi atau defek genetik pada metabolismenya. Penyakit kelainan metabolik yang ia temukan antara lain alkaptonuria, benign pentosuria, albinism, cystinuria. Kemudian ia memformulasikan hipotesis “one gene, one enzyme” dan menggambarkan proses alamiah kelainan bawaan resesif pada sebagian besar kelainan enzim. Ia mencatat bahwa kelompok penyakit yang ditemukannya tersebut bersifat seumur hidup, sedikit sekali dupengaruhi oleh terapi, diturunkan secara genetik yang sesuai dengan hukum mendel, dan relatif tidak berbahaya.

Kelainan PKU pertama kali dikemukakan oleh Asbjorn Folling pada tahun 1934. PKU juga merupakan kelainan pada metabolisme dimana adanya kegagalan dalam konversi dari fenilalanin menjadi tirosin di dalam hati dikarenakan defisiensi enzim phenylalanine hidroksilase (PAH). PKU ini berbeda dengan konsep penyakit ini yang tidak berbahaya seperti yang dikemukakan oleh Garrod, melainkan PKU dapat menyebabkan terjadinya retardasi mental.

Penemuan ini berawal dari datangnya seorang ibu yang mempunyai 2 orang anak dengan retardasi mental dimana anak yang pertama seorang gadis berusia 7 tahun hanya dapat berbicara beberapa patah kata, spastic gait, dan retardasi mental, sedang adiknya anak laki-laki usia 4 tahun yang tidak dapat berbicara dan berjalan makan ataupun minum, dan mempunyai kebiasaan BAB dan BAK layaknya seorang bayi. Kemudian dari hasil pemeriksaan urin tidak didapatkan adanya protein ataupun urin, kemudian dia menambahkan feriklorida ke dalam urinnya, feriklorida berfungsi untuk mendeteksi adanya keton dalam urin penderita diabetes. Setelah ditambahkan feriklorida warna urin berubah menjadi hijau tua. Pada orang dengan ketonuria akan didapatkan warna ungu atau burgundi. Setelah diobservasi dengan beberapa pemeriksaan didapatkan bahwa substrat yang membuat warna menjadi hijau adalah asam penilpiruvat. Kemudian penyakit ini dinamakan Imbecilitas phenylpiruvuca.

Pada tahun 1935 Imbecilitas phenylpiruvuca diubah namanya oleh Lionel Sharples Penrose menjadi PKU. Kemudian pada tahun 1937, George Jervis menemukan penyebab PKU yaitu akibat adanya defek atau tiadanya enzim phenylalanine hidroksilase (PAH) yang dikode oleh kromosom nomor 12. Tahun 1957, dr willard Centerwall mengembangkan suatu tes yang merupakan langkah awal untuk dapat melakukan skrining massal pada pasien PKU yang dinamakan ”wet diaper test”. Kemudian Robert Guthrie pada tahun 1961 mengembangkan test sederhana dan tidak mahal menggunakan kertas filter yang memungkinkan dilakukannya deteksi dini dari PKU. Test ini kemudian disebut "The Guthrie Test". Tes inilah yang sekarang banyak digunakan dalam skrining PKU. Deteksi dini dalam PKU penting untuk terapi karena semakin dini kita dapat menemukan PKU semakin pula prognosisnya karena kita dapat mencegah terjadinya retardasi mental dengan terapi diet.

Kelainan PKU ini sangat berbahaya, karena jika tubuh kekurangan PAH, phenylalanine akan terkumpul dan berubah menjadi phenylketones, yang bisa dideteksi dari urin. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menimbulkan masalah dalam perkembangan otak, menyebabkan fungsi mental menurun drastis dan dapat terjadi kejang. Meski demikian, PKU merupakan salah satu dari sedikit penyakit genetis yang bisa dikendalikan melalui diet. Pasien yang melakukan diet rendah phenylalanine dan tinggi tirosin hampir dapat sembuh total.

No comments:

Post a Comment