Awalny dia sedikit kaget, serta mengatakan bahwa dia tidak mengenal pacaran. Tapi akhirny dia menerima perasaan sebagai seseorang yang ingin berta'aruf dengan dia. Yah bagi ku itu cukup. Karena sejatiny ku memang ingin menjadikan dia menjadi pendampingku seumur hidupku. Saat itu cuaca d Depok sangat mendung, namun bagiku matahari di Depok bersinar dengan cerahny...hahahahaha...
Setelah itu kami seolah-olah bagai seseorang yang menerima perasaan masing-masing pasangan. Ku lihat wajah dia juga memancarkan wajah senang.
Namun pada hari minggu sore tanggal 28 November 2010, saat kami sedang berchatting ria. Dia kembali menanyakan apa yang ku katakan saat di resto itu kemarin. Dia sepertiny mulai menyangsikan kesungguhan hatiku. Memang untuk menikah, seperti apa yang dia tanyakan, ku masih belum siap secara finansial. Namun untuk mental insya4WI ku siap. Jadi mungkin ku merencanakan untuk menikah 2-3 tahun yang akan datang. Namun sepertinya dia kurang setuju dengan rencana ku. Sehingga ku merasa dia mulai memikirkan lagi apakah menerima ku atau tidak...
Jujur semua pertanyaan yang dilontarkan padaku dchat, ku merasa tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan. Namun itulah yang ada dkepalaku dan yang mungkin ku janjikan serta ku rasa bisa memenuhi janji itu.
Yah, memang saat memilih untuk mengungkapkan perasaanku pada, ku blum melakukan sholat sunnah Istiqarah. Dan dia menanyakan hal itu, dan ku ga mungkin untuk berbohong. Ku bilang saja, ku memang belum sholat Istiqarah. Sepertiny jawabanku itu menambah nilai minus ku dmata dia.
Hah, ku memang ga jago dalam mengurusi permasalahan ini. Namun cepat atau lambat ku pasti harus menyelesaikan masalah seperti ini demi masa depanku juga nantiny.
Akibat perbincangan dengan dia dchat membuat ku dari kemarin hingga postingan ini ku tulis terus memikirkan masalah itu. Bahkan ku semalem susah untuk tidur, slalu terpikir masalah yang sedang ku hadapi ini.
Memang mencintai dalam Islam tidak kenal yang namany pacaran. Ku juga sbenernya tidak suka dengan pacaran, tapi periode ini mnurutku penting untuk mengenal seseorang yang akan menjadi pendampingku seumur hidupku. Dan telah ku tancapkan dalam hati bahwa periode yang ku maksud ini ga boleh sama sekali seperti orang berpacaran. Yang dalam Islam dilarang bagi yang bukan muhrim saling bersentuhan atau berdua-dua terutama dtempat sepi. Ku hanya mau bisa saling mengenal satu sama lain dalam jangka waktu lama agar tidak menyesal dkemudian hari.
Sebenarny, tindakan ku untuk menyatakan perasaan pada dia itu hanya semacam ku tidak mau kehilangan dia. Istilah kasarny, ku menge"tek" dia sebagai calon ibu dari anak-anak ku kelak. Nah, hal itu pula yang menyebabkan ku putus dengan orang yang pertama kali pernah ku beritahu perasaan ku padany.
Saat ini ku mulai mencari-cari tahu bagaimana seharusny yang ku perbuat. Namun tidak seorang pun yang bisa memberikan jawaban yang memuaskan. Yah, ku hanya bisa berserah diri pada 4WI Swt, dengan selalu berdoa padaNya dan mulai menunaikan sholat sunnah Istiqarah agar 4WI mau memberikan petunjuk dan ketetapan hati padaku.
Doakan apa yang ku lakukan bukanlah dasari nafsu syetan, tapi menunaikan amalan yang baik....
No comments:
Post a Comment