Wednesday, April 24, 2013

Sebuah Ujian Nasional



Bulan April ini adalah bulan yang sangat penting bagi siswa kelas 3, baik itu siswa tingkat SMP maupun SMA di seluruh Indonesia. Ujian nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah selama tiga hari ini sangatlah berpengaruh terhadap masa depan para siswa. Waktu belajar mereka selama tiga tahun akan diuji dan menjadi patokan untuk menentukan kelulusan mereka. Bila nilai ujian nasional dibawah standar maka dinyatakan tidak lulus dan harus mengulang satu tahun lagi.

     Ujian nasional menjadi standar utama kelulusan siswa, pertama kali ditetapkan pada tahun 2004. Saat itu, standar nilai minimal adalah 4,5, dan pada tahun 2013 ini standar nilai minimal kelulusan setiap mata pelajaran yang diuji adala 5,5. Jadi bila seorang siswa mendapat nilai kurang dari 5,5 pada salah satu mata siswaan saja, maka sudah bias dinyatakan tidak lulus dan harus mengulang setahun lagi.

     Sejak penyelenggaraan ujian nasional dimulai pada tahun 2004 hingga sekarang, banyak bermunculan pro dan kontra membahas ujian nasional. Hal ini terjadi karena tidak sedikit siswa yang disekolah mendapat nilai dan ranking yang sangat bagus, namun ketika mengikuti ujian nasional ternyata tidak lulus sehingga diharuskan mengulang satu tahun lagi. Selain itu kesiapan guru-guru dan standar sistem pengajaran yang berbeda disetiap daerah membuat masalah ujian nasional makin kompleks.

     Sebelum tahun 2004 memang ada ujian yang diselenggarakan secara nasional (EBTANAS) bagi para siswa kelas 3 disetiap tingkatan pendidikan, namun nilai yang dihasilkan tidak langsung menjadi patokan lulus atau tidaknya seoranng siswa. Karena nilai ujian itu masih harus ditambah dengan nilai-nilai yang didapat siswa selama duduk di kelas 3 yang kemudian dikenal dengan nilai ijazah. Nilai inilah yang menjadi pedoman menentukan kelulusan. Namun nilai ujian nasional itu hanya berpengaruh bagi siswa untuk melanjutkan ke sekolah yang diminati. Bila siswa ingin melanjutkan ke sekolah yang favorit dan mempunyai peringkat yang tinggi disuatu daerah maka biasanya sekolah itu menstandarkan nilai ujian nasional yang tinggi juga. Selain itu meski ujian dilaksanakan secara nasional pada waktu yang sama tiap daerah di Indonesia, tapi bobot materi soal tiap daerah provinsi tidaklah sama antar satu provinsi dengan provinsi lain. Karena disesuaikan dengan kesiapan guru dan sistem pengajaran tiap daerah yang berbeda Mungkin inilah salah satu alasan pemerintah menyelenggarakan ujian nasional dengan bobot materi yang sama disetiap daerah, ini menyamakan standar mutu pendidikan yang sama disetiap daerah sehingga tidak ada ketimpangan. Namun hal ini tidak dibarengi dengan kompetensi guru yang memadai dan fasilitas penunjang  pendidikan yang layak disetiap daerah. Jadi tetap tidak ada perubahan pada materi pengajaran yang didapat siswa sebagai bekal untuk menghadapi ujian nasional, sehingga angka ketidaklulusan didaerah-daerah masih cukup tinggi, bahkan ada sekolah didaerah yang persentasi ketidaklulusan lebih dari 90%.

     Pada tahun 2013 ini, sistem ujian nasional mengalami perubahan akibat banyaknya desakan mengenai permasalahna yang muncul dari ujian nasional. Saat ini ujian nasional tidak lagi menjadi syarat mutlak kelulusan siswa, namun hanya mendapat porsi 60% dan sisa 40% diambil berdasarkan nilai siswa selama duduk dikelas 3. Jadi syarat kelulusan kembali seperti sebelum ujian nasional ditetapkan pada tahun 2004.

     Pada tanggal 15 -18 April 2013, hari Senin hingga Kamis adalah waktu berlangsungnya ujian nasional bagi siswa SMA kelas 3. Ketika permasalahan mengenai perlu tidaknya ujian nasional sudah sedikit mereda. Pemerintah kembali berbuat ulah dengan membuat carut-marut penyelenggaraan ujian nasional. Masalah yang diciptakan justru paling mendasar, yaitu pengadaan soal ujian nasional. Hingga hari senin pelaksanaan ujian nasional 11 daerah tidak dapat menyelenggarakan ujian nasional tepat waktu. Karena belum mendapat soal ujian nasional. Kemudian Pak Menteri Pendidikan pun meminta maaf dan menyatakan ujian nasional dapat diundur hingga hari kamis hingga soal ujian nasional sampai terdistribusi ke daerahnya masing-masing. Kenyataannya hingga tulisan ini dibuat masih ada daerah yang belum menyelenggarakan ujian nasional, karena soal belum sampai. Keterlambatan distribusi soal ujian nasional dikarenakan perusahaan percetakan yang bertanggung jawab akan pencetakan soal dan lembar jawaban tidak dapat menyelesaikan tepat pada waktunya.  Daerah yang telah mendapat soal ujian nasional pun tidak lepas dari masalah, ternyata soal ujian nasional yang diberikan banyak yang tidak sesuai dengan jumlah siswa yang mengikuti ujian nasional di setiap kelasnya. Sehingga pihak sekolah harus mem-foto copy soal ujian agar mencukupi. Selain itu, ada permasalahan lain yang muncul yaitu rendahnya kualitas kertas yang digunakan, terutama kertas untuk lembar jawaban sehingga ketika menghapus jawaban seringkali kertas ikut tersobek. Semua permasalahan ini kemudian memunculkan dugaan korupsi dalam tender pengadaan soal ujian nasional.

     Segala permasalahan yang ada kembali memunculkan pendapat untuk penghapusan ujian nasional. Pemerintah pun akan tetap bersikeras bahwa ujian nasional tetap perlu diadakan.

     Hari ini adalah hari kedua dilaksanakannya ujian nasional untuk siswa SMP kelas 3. Meski tetap ada beberapa masalah yang muncul tapi tidaklah sebesar saat pelaksanaan ujian nasional tingkat SMA.

     Sejatinya, ujian nasional tetap perlu diadakan sebagai salah satu sarana pengukur tingkat keberhasilan pengajaran siswa selama 3 tahun. Namun yang perlu diperhatikan sebelum dilakukan ujian nasional adalah peningkatan kualitas dan kompetensi guru, dan sistem pengajaran serta fasilitasnya terutama didaerah agar sama dengan yang dipusat atau di kota-kota besar. Bila itu semua dipenuhi maka ujian nasional layak diselenggarakan. Selain itu ujian nasional tidak boleh menjadi standar mutlak kelulusan siswa. Kelulusan siswa dilihat juga dari nilai-nilai selama duduk dbangku sekolah dan nilai ujian nasional. Karena hanya guru yang sepatutnya yang bisa menyatakan siswa didiknya lulus atau tidak. Karena gurulah yang berhadapan langsung dengan siswa dan tahu secara menyeluruh kualitas siswa-siswanya bukan beberapa lembar kertas soal yang diisi siswa selama tiga hari.
      

No comments:

Post a Comment