Bulan April ini adalah bulan yang sangat penting bagi siswa
kelas 3, baik itu siswa tingkat SMP maupun SMA di seluruh Indonesia. Ujian
nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah selama tiga hari ini sangatlah
berpengaruh terhadap masa depan para siswa. Waktu belajar mereka selama tiga
tahun akan diuji dan menjadi patokan untuk menentukan kelulusan mereka. Bila
nilai ujian nasional dibawah standar maka dinyatakan tidak lulus dan harus
mengulang satu tahun lagi.
Ujian nasional
menjadi standar utama kelulusan siswa, pertama kali ditetapkan pada tahun 2004.
Saat itu, standar nilai minimal adalah 4,5, dan pada tahun 2013 ini standar
nilai minimal kelulusan setiap mata pelajaran yang diuji adala 5,5. Jadi bila
seorang siswa mendapat nilai kurang dari 5,5 pada salah satu mata siswaan saja,
maka sudah bias dinyatakan tidak lulus dan harus mengulang setahun lagi.
Sejak
penyelenggaraan ujian nasional dimulai pada tahun 2004 hingga sekarang, banyak
bermunculan pro dan kontra membahas ujian nasional. Hal ini terjadi karena
tidak sedikit siswa yang disekolah mendapat nilai dan ranking yang sangat
bagus, namun ketika mengikuti ujian nasional ternyata tidak lulus sehingga
diharuskan mengulang satu tahun lagi. Selain itu kesiapan guru-guru dan standar
sistem pengajaran yang berbeda disetiap daerah membuat masalah ujian nasional
makin kompleks.
Sebelum tahun
2004 memang ada ujian yang diselenggarakan secara nasional (EBTANAS) bagi para siswa
kelas 3 disetiap tingkatan pendidikan, namun nilai yang dihasilkan tidak
langsung menjadi patokan lulus atau tidaknya seoranng siswa. Karena nilai ujian
itu masih harus ditambah dengan nilai-nilai yang didapat siswa selama duduk di
kelas 3 yang kemudian dikenal dengan nilai ijazah. Nilai inilah yang menjadi
pedoman menentukan kelulusan. Namun nilai ujian nasional itu hanya berpengaruh
bagi siswa untuk melanjutkan ke sekolah yang diminati. Bila siswa ingin
melanjutkan ke sekolah yang favorit dan mempunyai peringkat yang tinggi disuatu
daerah maka biasanya sekolah itu menstandarkan nilai ujian nasional yang tinggi
juga. Selain itu meski ujian dilaksanakan secara nasional pada waktu yang sama
tiap daerah di Indonesia, tapi bobot materi soal tiap daerah provinsi tidaklah
sama antar satu provinsi dengan provinsi lain. Karena disesuaikan dengan
kesiapan guru dan sistem pengajaran tiap daerah yang berbeda Mungkin inilah
salah satu alasan pemerintah menyelenggarakan ujian nasional dengan bobot
materi yang sama disetiap daerah, ini menyamakan standar mutu pendidikan yang
sama disetiap daerah sehingga tidak ada ketimpangan. Namun hal ini tidak
dibarengi dengan kompetensi guru yang memadai dan fasilitas penunjang pendidikan yang layak disetiap daerah. Jadi
tetap tidak ada perubahan pada materi pengajaran yang didapat siswa sebagai
bekal untuk menghadapi ujian nasional, sehingga angka ketidaklulusan
didaerah-daerah masih cukup tinggi, bahkan ada sekolah didaerah yang persentasi
ketidaklulusan lebih dari 90%.
Pada tahun 2013
ini, sistem ujian nasional mengalami perubahan akibat banyaknya desakan
mengenai permasalahna yang muncul dari ujian nasional. Saat ini ujian nasional
tidak lagi menjadi syarat mutlak kelulusan siswa, namun hanya mendapat porsi
60% dan sisa 40% diambil berdasarkan nilai siswa selama duduk dikelas 3. Jadi
syarat kelulusan kembali seperti sebelum ujian nasional ditetapkan pada tahun
2004.
Pada tanggal 15
-18 April 2013, hari Senin hingga Kamis adalah waktu berlangsungnya ujian
nasional bagi siswa SMA kelas 3. Ketika permasalahan mengenai perlu tidaknya
ujian nasional sudah sedikit mereda. Pemerintah kembali berbuat ulah dengan
membuat carut-marut penyelenggaraan ujian nasional. Masalah yang diciptakan
justru paling mendasar, yaitu pengadaan soal ujian nasional. Hingga hari senin
pelaksanaan ujian nasional 11 daerah tidak dapat menyelenggarakan ujian
nasional tepat waktu. Karena belum mendapat soal ujian nasional. Kemudian Pak
Menteri Pendidikan pun meminta maaf dan menyatakan ujian nasional dapat diundur
hingga hari kamis hingga soal ujian nasional sampai terdistribusi ke daerahnya
masing-masing. Kenyataannya hingga tulisan ini dibuat masih ada daerah yang belum menyelenggarakan ujian nasional, karena soal belum sampai. Keterlambatan distribusi soal ujian nasional dikarenakan
perusahaan percetakan yang bertanggung jawab akan pencetakan soal dan lembar
jawaban tidak dapat menyelesaikan tepat pada waktunya. Daerah yang telah mendapat soal ujian nasional
pun tidak lepas dari masalah, ternyata soal ujian nasional yang diberikan
banyak yang tidak sesuai dengan jumlah siswa yang mengikuti ujian nasional di
setiap kelasnya. Sehingga pihak sekolah harus mem-foto copy soal ujian agar mencukupi. Selain itu, ada permasalahan
lain yang muncul yaitu rendahnya kualitas kertas yang digunakan, terutama
kertas untuk lembar jawaban sehingga ketika menghapus jawaban seringkali kertas
ikut tersobek. Semua permasalahan ini kemudian memunculkan dugaan korupsi dalam
tender pengadaan soal ujian nasional.
Segala
permasalahan yang ada kembali memunculkan pendapat untuk penghapusan ujian
nasional. Pemerintah pun akan tetap bersikeras bahwa ujian nasional tetap perlu
diadakan.
Hari ini adalah
hari kedua dilaksanakannya ujian nasional untuk siswa SMP kelas 3. Meski tetap
ada beberapa masalah yang muncul tapi tidaklah sebesar saat pelaksanaan ujian
nasional tingkat SMA.
Sejatinya, ujian
nasional tetap perlu diadakan sebagai salah satu sarana pengukur tingkat
keberhasilan pengajaran siswa selama 3 tahun. Namun yang perlu diperhatikan
sebelum dilakukan ujian nasional adalah peningkatan kualitas dan kompetensi
guru, dan sistem pengajaran serta fasilitasnya terutama didaerah agar sama dengan
yang dipusat atau di kota-kota besar. Bila itu semua dipenuhi maka ujian
nasional layak diselenggarakan. Selain itu ujian nasional tidak boleh menjadi
standar mutlak kelulusan siswa. Kelulusan siswa dilihat juga dari nilai-nilai
selama duduk dbangku sekolah dan nilai ujian nasional. Karena hanya guru yang
sepatutnya yang bisa menyatakan siswa didiknya lulus atau tidak. Karena gurulah
yang berhadapan langsung dengan siswa dan tahu secara menyeluruh kualitas
siswa-siswanya bukan beberapa lembar kertas soal yang diisi siswa selama tiga
hari.
No comments:
Post a Comment