Wednesday, September 26, 2012

Menghancurkan Islam



Islam sama dengan terorisme. Itulah pemahaman yang berkembang saat ini terutama di dunia barat. Keadaan ini berawal sejak insiden 911 atau runtuhnya gedung kembar World Trade Center (WTC) di New York  yang mengakibatkan Islam mulai dipandang sebagai agama yang mengajarkan terorisme. Padahal peristiwa runtuhnya WTC merupakan suatu konspirasi internasional untuk memuluskan rencana Amerika menyerang Afghanistan dan menguasai tambang minyak di Irak. Saat ini diketahui bahwa WTC bukan runtuh akibat ditabrak pesawat melainkan penghancuran gedung yang terencana yang dikenal dengan building demolition. Namun pemerintah Amerika tetap tutup mulut mengenai fakta dibalik peristiwa itu. Dampak peristiwa tersebut masih dirasakan hingga saat ini, terutama bagi kaum muslimin.

     Beberapa minggu terakhir ini pun kaum muslimin kembali dibuat marah dengan adanya film yang berjudul "Innocence of Muslims" yang terang-terang menghina Nabi Muhammad Saw. Film ini dibuat oleh Nakoula Basseley Nakoula atau Sam Bacile warga keturunan Mesir beragama koptik. Akibat film ini umat muslim di seluruh dunia bereaksi dan memprotes isi film tersebut. Pemerintah Amerika sempat memanggil Sam Bacile untuk dimintai keterangan. Namun Amerika tidak menahannya dengan alasan apa yang dilakukan merupakan kebebasan berekspresi dan mengungkapkan pendapat. Padahal sudah jelas merupakan pelecehan terhadap agama dan wajib proses secara hukum. Akibat sikap pemerintah Amerika ini, demonstrasi dan protes-protes yang awalnya berjalan damai mulai berubah anarki, bahkan sudah menjatuhkan korban.

     Sejatinya kasus ini merupakan suatu konspirasi untuk menjatuhkan kembali umat muslim dimata dunia. Dan menurutku usaha itu telah berhasil sepenuhnya. Dalang dari konspirasi itu pun bisa ditebak, yaitu zionis israel. Amerika yang sesungguhnya bukanlah negara yang adikuasa, melainkan hanyalah boneka marionette-nya zionis israel,  tidak punya taring dalam menyelesaikan kasus ini dan hanya bersembunyi di "ketiak" kebebasan berekspresi.

     Mengenai reaksi marah umat muslim seluruh dunia terhadap film "Innocence of Muslims", menurutku wajar dan harus. Tapi yang menjadi masalah adalah bagaimana rasa marah itu diungkapkan. Para zionis israel akan tertawa senang bila reaksi marah umat muslim mengarah ke tindakan anarki. Karena itulah tujuan utamanya dan berhasil tercapai tujuan tersebut. Seharusnya umat muslim harus tetap bersikap damai dalam segala bentuk aksi demonstrasi memprotes film tersebut. Karena sesungguhnya Agama Islam itu agama yang cinta damai. Oleh karena itu sebagai umat Islam dalam berbuat dan berperilaku haruslah dalam koridor tersebut. Reaksi protes film "Innocence of Muslims" di Indonesia pun diwarnai tindak anarki. Bahkan sampai merusak fasilitas umum dan berusaha menyegel serta merusak restoran-restoran yang berasal dari Amerika seperti KFC, Pizza Hut dan Mcdonald. Dengan tindakan itu semakin mencap Islam sebagai agama yang erat dengan kekerasan dan terorisme. Padahal Nabi Muhammad Saw. sendiri tidak pernah membalas atau bahkan sampai melakukan tindak kekerasan terhadap orang-orang yang telah menghina dan melecehkan diri beliau. Ada suatu riawayat, ketika Rasulullah berdakwah di Tha'if, beliau justru mendapat hinaan, caci maki, bahkan ada yang sampai mau membunuh beliau. Ketika itu malaikat Jibril datang kepada beliau dan menawarkan bantuan untuk membalas penduduk Tha'if dengan menimpakan gunung ke mereka. Namun apa yang dikatakan Nabi. Beliau justru melarang malaikat Jibril dan mendoakan penduduk Tha'if  semoga kelak anak-cucu mereka ada yang beriman kepada Islam. Apakah umat muslim dewasa ini telah melupakan kearifan Rasulullah Saw. Bukankah seluruh umat muslim harus meneladani segala sikap dan perilaku Nabi Muhammad Saw. Bila mengacu kepada sikap Rasulullah, maka dalam menyingkapi kasus film ini seharusnya diselesaikan dengan jalan damai tidak perlu mempertontonkan kekerasan yang justru memperburuk citra Islam. Reaksi protes yang damai bisa ditempuh dengan jalur diskusi, diplomasi, penyampaian nota keberatan atau bahkan membuat film tandingan yang bisa memberi pemahaman bagaimana Islam itu indah dan menyukai perdamaian. Aksi turun ke jalan seharusnya adalah langkah terakhir yang diambil dalam menyuarakan protes terhadap film anti Islam itu dan dilakukan secara damai. Memang untuk keadaan sekarang bentuk protes melalui jalan damai tidak akan langsung berefek terhadap si pembuat film dan isi filmnya, karena Amerika telah dikebiri oleh zionis israel. Sehingga Amerika hanya bisa beralasan tanpa bisa berbuat apa-apa, karena kasus penghinaan terhadap Agama Islam ini sangat menguntungkan zionis israel.

     Tapi sebagai umat Islam tidak boleh dengan mudah terpancing dengan isu-isu seperti itu, apalagi langsung bereaksi anarki untuk menentangnya. Jalan damai lebih baik dan memiliki dampak yang jauh lebih besar dikemudian harinya. Karena bila anarkisme yang lebih ditonjolkan maka masyarakat dunia akan semakin mendeskriditkan Agama Islam dan  menyamakan Islam dengan terorisme. Dan akibatnya Islam akan semakin terpuruk dan bisa dijadikan kambing hitam oleh zionis israel atas setiap tindakan keji yang dilakukannya, serta bisa melegalkan setiap aksi zionis israel seperti pembantaian di Palestina.

    Oleh karena itu, menurutku, mulai sekarang umat Islam harus mengedepankan reaksi-reaksi damai dalam menyingkapi berbagai isu. Indonesia yang merupakan negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia. Maka segala tindakan dalam menyingkapi segala isu yang berkembang pasti akan selalu dinilai oleh masyarakat dunia. Oleh karena itu ormas-ormas Islam yang ada di Indonesia juga tidak boleh melakukan tindakan premanisme. Seperti FPI yang sering dipelesetkan menjadi Forum Preman Indonesia ini harus berhenti melakukan tindak anarki yang sangat mencoreng Agama Islam. Karena segala tindakan yang dilakukan tidak mencerminkan sebagai umat Islam sama sekali dan tidak pantas membawa-bawa nama Islam dalam setiap tindakan. Dalam pandanganku, segala tindakan FPI itu seakan kembali ke perilaku para quraisy badui yang hanya mementingkan kelompoknya sendiri dan tidak mau mendengar dan berubah demi kebaikan mereka.

     Dengan lebih menonjolkan reaksi damai dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, persepsi masyarakat dunia mengenai Islam sama dengan terorisme pun akan perlahan sirna. Bahkan Islam mungkin akan kembali ke era keemasannya. Namun bila tetap bersikeras melakukan tindakan anarki, maka yang akan tertawa terakhir penuh kemenangan adalah para kaum zionis israel. Dan umat muslim harus ingat nasihat Rasulullah, bahwa Kehancuran Islam diakibatkan perpecahan umatnya sendiri bukan karena serangan dari musuh Islam. Maka inginkah Islam hancur? atau Ingin Islam kembali mengecap zaman keemasan kembali? Bilang ingin pilihan yang kedua maka, berubahlah!!!


No comments:

Post a Comment